affiliate marketing
Shared Files Search Engine File Search Engine by Filecrop

Rabu, 13 April 2011

Apakah Ane G Pantas Shalat Berjama'ah?

Sambil nunggu maghrib.. Ane jadi teringat kejadian akhir-akhir ini gan. Kejadiannya hampir setiap ane shalat berjama'ah. Ane diperlakukan seolah-olah ane kotor banget gan, sehingga orang sebelah ane g sudi didekat ane. Ketika ane rapetin kaki ma bahu ke sebelah ane, eh dia malah kabur.. rapetin lagi. kabur lagi.. yang paling parah kemaren gan, waktu shalat maghrib di Masjid Al Karomah di deket rumah mertua ane. Sebelah ane bapak-bapak yang usianya sekitar 70an gan.  Seperti biasa ane ngerapetin shaff eh dia kabur, ane rapetin terus, eh dia malah dorong ane sambil memberi isyarat supaya menjauh.. Memang ane jelek banget ya gan sampe orang g mau merapat ke ane?


Ane inget dulu di pelajaran agama, guru pernah bilang klo shalat berjamaah shaff harus lurus dan rapat, kaki dan bahu saling bersentuhan. Tp kok malah gini keadaannya ya gan? sebenernya dari mulai kuliah di Bandung jg jamaahnya sama gan, g suka rapet-rapet. Padahal dulu waktu di Jogja, shaffnya rapat n lurus, sesuai ma yang di bilang ma bapak guru.



Trus ane cari cari literatur dah ttg shalat berjamaah.. apakah ane yang salah? Trus dari yang ane dapetin ternyata gini gan.. (Mudah-mudahan ini yang benar, segala sesuatu yang benar datangnya dari Allah, klo salah brarti ya salah ane gan).

dari http://arrayah.wordpress.com

MELURUSKAN DAN MERAPATKAN SHAF DALAM SHOLAT BERJAMAAH

Di antara syari'at yang diajarkan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam kepada umatnya adalah meluruskan dan merapatkan shaf dalam shalat berjamaah. Barangsiapa yang melaksanakan syari'at, petunjuk dan ajaran-ajarannya dalam meluruskan dan merapatkan shaf, sungguh dia telah menunjukkan ittiba' nya [mengikuti] dan kecintaannya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam.

Adapun hadits-hadits yang memerintahkan untuk meluruskan dan merapatkan shaf diantaranya sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam:
Artinya: "Apakah kalian tidak berbaris sebagaimana berbarisnya para malaikat di sisi Rabb mereka ?" Maka kami berkata: "Wahai Rasulullah , bagaimana berbarisnya malaikat di sisi Rabb mereka ?" Beliau menjawab : "Mereka menyempurnakan barisan-barisan [shaf-shaf], yang pertama kemudian [shaf] yang berikutnya, dan mereka merapatkan barisan"
[HR. Muslim, An Nasa'i dan Ibnu Khuzaimah].

Dalam hadits yang lain yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dari An Nu'man bin Basyir, Beliau shallallahu 'alaihi wasallam berkata:
Artinya: Dahulu Rasullullah meluruskan shaf kami sampai seperti meluruskan anak panah hingga beliau memandang kami telah paham apa yang beliau perintahkan kepada kami (sampai shof kami telah rapi-pent), kemudian suatu hari beliau keluar (untuk shalat) kemudian beliau berdiri, hingga ketika beliau akan bertakbir, beliau melihat seseorang yang membusungkan dadanya, maka beliau bersabda: "Wahai para hamba Allah, sungguh kalian benar-benar meluruskan shaf atau Allah akan memperselisihkan wajah-wajah kalian".
[HR. Muslim]

Sedangkan hadits yang diriwayatkan dari Anas ra., Beliau shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
Artinya: "Tegakkan [luruskan dan rapatkan, pent-] shaf-shaf kalian, karena sesungguhnya aku melihat kalian dari balik punggungku"
[HR. Al Bukhari dan Muslim],

dan pada riwayat Al Bukhari, Anas r.a. berkata:
"Dan salah satu dari kami menempelkan bahunya pada bahu temannya dan kakinya pada kaki temannya"

dari http://rumahbelajarku.wordpress.com

 sedangkan pada riwayat Abu Ya'la, berkata Anas:
"Dan jika engkau melakukan yang demikian itu pada hari ini, sungguh engkau akan melihat salah satu dari mereka seolah-olah seperti keledai liar yaitu dia akan lari darimu."

Hadis ini yang menjelaskan mengapa orang-orang itu lari klo ane tempelin bahu ma kaki ane

Dari hadits-hadits di atas menunjukkan betapa pentingnya meluruskan dan merapatkan shaf pada waktu shalat berjamaah karena hal tersebut termasuk kesempurnaan shalat sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam:
"Luruskan shaf-shaf kalian, karena lurusnya shaf termasuk kesempurnaan shalat".

Bahkan sampai ada sebagian ulama yang mewajibkan hal itu, sebagaimana perkataan Syeikh Al-Albani rahimahullah dalam mengomentari sabda nabi shallallahu 'alaihi wasallam : '... atau Allah akan memperselisihkan wajah-wajah kalian': "Sesungguhnya ancaman semacam ini tidak dikatakan didalam perkara yang tidak diwajibkan, sebagaimana tidak samar lagi [pengertian seperti itu dikalangan ahli ilmu, pent-]". Akan tetapi sungguh amat sangat disayangkan, sunnah meluruskan dan merapatkan shaf ini telah diremehkan bahkan dilupakan kecuali oleh segelintir kaum muslimin.

Berkata Syeikh Masyhur Hasan Salman: Apabila jamaah shalat tidak melaksanakan sebagaimana yang dilakukan oleh Anas dan An Nu'man maka akan selalu ada celah dan ketidaksempurnaan dalam shaf. Dan pada kenyataannya -kebanyakan- para jamaah shalat apabila mereka merapatkan shaf maka akan luaslah shaf [menampung banyak jamaah, pent-] khususnya shaf pertama kemudian yang kedua dan yang ketiga.
Apabila mereka tidak melakukannya, maka:

Pertama: Mereka terjerumus dalam larangan syar'i, yaitu tidak meluruskan dan merapatkan shaf.
Kedua: Mereka meninggalkan celah untuk syaithan dan Allah akan memutuskan mereka, sebagaimana hadits dari Umar bin Al Khaththab bahwasanya Nabi bersabda:
"Tegakkan shaf-shaf kalian dan rapatkan bahu-bahu kalian dan tutuplah celah-celah dan jangan kalian tinggalkan celah untuk syaithan, barangsiapa yang menyambung shaf niscaya Allah akan menyambungnya dan barangsiapa memutus shaf niscaya Allah akan memutuskannya".
[HR. Abu Dawud dan dishahihkan oleh Ibnu Khuzaimah dan Al Hakim ]
Ketiga: Terjadi perselisihan dalam hati-hati mereka dan timbul banyak pertentangan di antara mereka, sebagaimana dalam hadits An Nu'man terdapat faedah yang menjadi terkenal dalam ilmu jiwa, yaitu: sesungguhnya rusaknya dhahir mempengaruhi rusaknya batin dan kebalikannya. Disamping itu bahwa sunnah meluruskan dan merapatkan shaf menunjukkan rasa persaudaraan dan saling tolong-menolong, sehingga bahu si miskin menempel dengan bahu si kaya dan kaki orang lemah merapat dengan kaki orang kuat, semuanya dalam satu barisan seperti bangunan yang kuat, saling menopang satu sama lainnya.
Keempat: Mereka kehilangan pahala yang besar yang dikhabarkan dalam hadits-hadits yang shahih, di antaranya sabda Nabi:
Artinya: "Sesungguhnya Allah dan para malaikatnya bershalawat kepada orang yang menyambung shaf".
[HR. Ahmad, Ibnu Majah, Ibnu Hiban dan Ibnu Khuzaimah].

Dan sabda Nabi yang shahih:
"Barangsiapa menyambung shaf niscaya Allah akan menyambungnya".
[HR.Abu Dawud dan Ibnu Khuzaimah]

Dan sabda Nabi yang lain:
Artinya: "Sebaik-baik kalian adalah yang paling lembut bahunya (mau untuk ditempeli bahu saudaranya -pent) ketika shalat, dan tidak ada langkah yang lebih besar pahalanya daripada langkah yang dilakukan seseorang menuju celah pada shaf dan menutupinya".
[HR. Ath Thabrani, Al Bazzar dan Ibnu Hiban].

Sekarang ini klo ane perhatikan, ada salah satu hal yang membuat shaff tidak lagi rapat..  mau tau? perhatikan gambar-gambara dibawah ini

Ini dia gan salah satu penyebab

Ini satu lagi
 Bingung gan?
 Gini maksudnya, sajadah ini membuat jamaah berfikir bahwa wilayah mereka adalah satu sajadah tersebut, padahal lebar satu bagian sajadah tersebut berlebihan jika kita shalat berjama'ah, hasilnya jika masing-masing satu orang mengambil satu tempat sajadah, maka akan terjadi hal seperti ini:

 
Lihat gan, jadi renggang bukan?

 Jadi apakah sajadah harus dibuang?
 G gitu jg gan, mau ada ato tidak ada sajadah, tetap rapatkah shaff, walopun posisi agan berada diantara dua sajadah.

Segitu aja gan, mudah-mudahan bermanfaat.

5 komentar:

  1. Setuju!!! memang byk jamaah yg ga merapatkan shaf sholat. ga tu jg tu mereka pake dasar yg mana

    BalasHapus
  2. Askum wr wb. Artikel yang sangat bermanfaat.
    Saya akan copas dan backlink, kunjungi blognya yah.
    Salam

    BalasHapus
  3. ane minta izin ngopy gambar pling atas ya gan?
    makasih :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Silakan gan, selama tujuannya untuk kebaikan, boleh ambil apapun yg ada di blog ini.. ^^

      Hapus